Autoimun, Pengkhianat Terselubung - Sebagian orang mungkin masih merasa asing ketika mendengar istilah
"autoimun". Gangguan autoimun merupakan pengkhianat terselubung yang
bersarang dalam sistem kekebalan tubuh manusia.
Tubuh manusia dilahirkan dengan seperangkat alat perang bernama sistem Imun. Fungsinya untuk melawan segala penyakit atau bakteri dan virus yang mencoba masuk ke dalam tubuh. Namun, bagi mereka yang mengalami gangguan autoimun, sistem kekebalan tubuh ini tidak dapat bekerja sebagaimana mestinya, malah ikut menyerang jaringan tubuh empunya. Penyakit ini dapat berkembang ketika terjadinya "error", dimana sel-sel dalam tubuh tidak mengenal satu sama lain sehingga sel yang sehat sekalipun dianggap sebagai sel yang asing.
Bagaimana autoimun bekerja ?
- Membedakan sel-sel asing dengan sel-sel tubuh sendiri, kemudian mengambil tindakan terhadap sel-sel asing.
- Jika langkah pertama tidak sukses,maka diambil langkah kedua. Ada 2 kemungkinan : Pertama, sistem kekebalan tubuh diredam dan tubuh tak mengenali sel-sel asing, seperti pada kasus HIV-AIDS dimana sistem kekebalan tubuhnya melemah.
Kedua, sistem kekebalan tubuhnya tidak diredam sehingga menyerang sel-sel tubuh sendiri maupun sel-sel asing tanpa kecuali. Hal ini terjadi pada kasus autoimun, dimana sistem kekebalan tubuhnya benar-benar diluar kendali.
Penyakit Autoimun ini dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu Organ spesifik dan Non-organ spesifik. Organ Spesifik berarti hanya menyerang satu organ tertentu saja, sedangkan non-organ spesifik artinya menyerang beberapa organ atau sistem tubuh yang lebih luas. Bahayanya penyakit ini dapat menyerang organ-organ penting dalam tubuh seperti sraf,otak hingga jantung dan ginjal.
Menurut data American Autoimmune Related Disease Association, ada sekitar 50 juta jiwa terkena penyakit Autoimun. Ilmuwan telah mengidentifikasi 80-100 jenis gangguan Autoimun dan 40 gangguan yang punya kemiripan dengan gejala autoimun. Gangguan-gangguan ini bersifat kronis dan mengancam jiwa. Hal ini membuat seseorang sulit diketahui apakah mereka menderita gangguan ini atau tidak, dan pada jenis yang mana.Sementara, penyebab dari penyakit autoimun ini masih belum dapat dipastikan.
Faktor Resiko Terserang Penyakit Autoimun
Sampai sejauh ini penyebab penyakit autoimun masih belum diketahui secara pasti. Namun demikian, ada beberapa faktor yang menyebabklan seseorang lebih berisiko terkena autoimun, diantaranya :
- Genetik atau Keturunan, faktor resiko utama dari penyakit autoimun. Namun demikian, faktor ini bukan satu-satunya hal yang bisa memicu reaksi kekebalan tubuh.
- Lingkungan, merupakan hal penting dalam timbulnya penyakit autoimun yang mencakup paparan zat tertentu seperti asbes, merkuri, perak dan ema, serta pola makanan yang kurang sehat.
- Perubahan hormon, beberapa penyakit autoimun kerap kali menyerang perempuan pasca melahirkan. hal ini menyebabkan asumsi hadirnya autoimun terkait dengan perubahan hormon, misalnya saat hamil, melahirkan dan menopause.
- Infeksi, Beberapa penyakit autoimun seringkali dikaitkan dengan terjadinya infeksi.Hal ini wajar karena sebagian gejala autoimun diperburuk oleh infeksi tertentu.
- Etnis, beberapa penyakit autoimun menyerang etnis tertentu. Misalnya, diabetes tipe 1 umumnya menimpa Eropa, sedangkan Lupus rentan menyerang orang Afrika-Amerika dan Amerika-Latin.
Penyakit Autoimun mudah menyerang wanita dibanding pria, khususnya mereka yang berusia re-produktif. Ketika kadar Autoimun tinggi, ia akan aktif menyerang dan berbagai penyakit mudah bersarang. Hal ini menjadikan Autoimun sebagai 10 penyebab kematian terbanyak untuk perempuan di segala umur.
Gejala Penyakit Autoimun
Ada lebih dari 100 penyakit autoimun, mulai dari yang ringan sampai yang berat. Karena sangat beragam, maka gejalanya bervariasi. Namun, beberapa penyakit autoimun memiliki gejala yang sama. hal ini juga yang menyebabkan autoimun dikenal dengan penyakit seribu wajah.
Diantara gejala yang umumnya terjadi, adalah :
- Nyeri di sekujur tubuh yang membuat badan terasa ditusuk-tusuk.
- Nyeri sendi, sendi yang biasanya diserang adalah sendi lutut, sendi pergelangan tangan, punggung tangan hingga buku-buku jari. Nyeri ini terjadi dikedua sisi, kiri dan kanan. Nyeri juga sering diiringi dengan pembengkakan atau kelakuan, sehingga menyebabkan penderitanya sulit bergerak.
- Fatigue, rasa lelah yang berlebihan dan berkepanjangan, seperti habis berlari jauh yang membuat energi seolah terkuras habis. Bahkan untuk mengangkat badan dari tempat tidur saja rasanya sangat berat.
- Timbul demam ringan, bila dipegang oleh orang lain, badan terasa hangat, namun ketika diperiksa menggunakan termometer suhunya berada pada batas normal, sekitar 37,4-37,5 derajat celsius.
- Kerontokan rambut yabg parah.
- Sering terkena sariawan.
- Brain Fog, otak sewaktu-waktu seperti tertutup kabut, sehingga untuk sesaat bisa kehilangan memori, fokus dan konsentrasi, entah konsentrasi dalam membaca maupun menulis.
Masing-masing penyakit autoimun memiliki gejala yang spesifik, misalnya sering merasa haus,lemas dan penurunan berat badan pada penderita diabetes tipe 1.
Kunjungi Agen QnC Jelly Gamat di BandungBeberapa Penyakit autoimun yang umum terjadi dan gejalanya :
- Lupus ( systemis lupus erythematosus ) dapat memepengaruhi hampir semua sistem organ dan menimbulkan gejala seperti demam, nyeri sendi, ruam kulit, kulit sensitif, sariawan, bengkak padaa tungkai, skait kepala, kejang, nyeri dada, sesak napas, pucat dan pendarahan.
- Penyakit Graves; autoimun yang menyebabkan kelenjar tiroid menjadi terlalu aktif; dapat mengakibatkan kehilangan berat badan, mata menonjol, gelisah, rambut rontok, jantung berdebar,sulit tidur dan mudah tersulut emosi.
- Psoriasis,kondisi terlalu aktifnya sistem kekebalan tubuh sehingga menyebabkan kulit mengalami kondisi kronis yang disebabkan sel darah dalam sistem imun terlalu aktif. Dimana berkumpulnya sel-T dikulit merangsang kulit untuk tumbuh lebih cepat dari seharusnya.Munculnya bercak di kulit yang bersisik dan pengelupasan kulit yang meninggalkan lapisan putih yang mengilap merupakan salahsatu gejala penyakit ini.
- Sklerosis Multipel; dimana sistem kekebalan tubuh menyerang sel-sel saraf sendiri biasanya timbul rasa nyeri, lelah, otot tegang, gangguan penglihatan dan kurangnya koordinasi tubuh, tremor, mati rasa di area tungkai,kelumpuhan,susah bicara atau susah berjalan.
- Myasthenia gravis; kelelahan yang semakin parah seiring aktivitas yang dilakukan.
- Tiroiditis Hashimoto; kelelahan, depressi, sembelit, peningkatan berat badan, kulit kering dan sensitif pada udara dingin.
- Kolitis Ulseratif dan crohn's Diseasae; nyeri perut, diare, BAB berdarah, demam dan penurunan berat badan.
- Rheumatoid Arthritis; dimana sistem ekebalan tubuh memproduksi antibodi yang menyerang pelapis sendi. Akibat dari serangan antibodi ini menimbulkan gejala nyeri sendi, radang sendi dan pembengkakan. Reaksi yang parah juga sering menimbulkan kerusakan pada tubuh lain, seperti kulit,mata dan paru-paru.
- Sindrom Guillain-Barre; kelelahan sampai kelumpuhan.
Gejala penyakit autoimun dapat mengalami Flare, yaitu timbulnya gejala secara tiba-tiba dengan derajat yang berat. Flare timbul karena dipicu oleh suatu hal, misalnya terkena paparan sinar matahari atau stress. Sedangkn periode ketika hilangnya gejala disebut remisi.
Meski penyakit Autoimun masih belum diketahui pasti penyebabnya,
namun kita bisa mewaspadai berbagi faktor resiko dan gejala diatas.
Segera periksakan ke dokter untuk informasi lebih lanjut. Makin cepat
diketahui, maka makin besar kemungkinan untuk bisa mencegah terjadinya
komplikasi akibat penyakit autoimun.
Kapan Harus Periksa ?
Segera kunjungi dan berkonsultasi ke dokter jika Anda memiliki gejala penyakit Autoimun. Anda mungkin perlu mengunjungi spesialis, tergantung pada jenis autoimun yang diderita.
- Ahli Rheumatologi (sub spesialis penyakit dalam) dapat menangani penyakit sendi seperti rheumatoid arthritis dan sindrom sjogren.
- Ahli Gastroentologi (sub spesialis penyakit dalam) dapat menangani penyakit saluran pencernaan, seperti penyakit celiac dan crohn.
- Ahli Endokrin (sub spesialis penyakit dalam) dapat mengatasi kondisi kelenjar, termasuk penyakit Graves dan Addison.
- Ahli Dermatologi (dokter spesialis kulit dan kelamin) merawat kondisi kulit seperti psoriasis.
Diagnosis Autoimun
Tidak mudah bagi dokter untuk mendiagnosis penyakit autoimun. Meski setiap autoimun memiliki ciri khas, namun gejala yang muncul bisa sama.Biasanya dokter akan melakukan pemeriksaan laboratorium, misalnya dengan tes ANA (Anti-Nuclear Antibodi ) dan tes untuk mengetahi adanya peradangan. Kemudian akan diperiksa lebih lanjur spesifik lagi untuk memastikan jenis autoimunnya, salahsatunya dengan pemeriksaan jenis auto-antibodi.
Apabila hasil tes menunjukkan seseorang positif terkena autoimun, maka perlu menjalani pemeriksaan tambahan, bergantung pada jenis penyakit autoimun. Misalnya, seseorang yang dicurigai terkena Skleroris Multipel, maka akan dilakukan MRI untuk bagian kepala.
Pengobatan dan pencegahan Penyakit Autoimun
Faktanya, Kebanyakan dari penyakit autoimun belum dapat disembuhkan. Namun, gejala yang timbul dapat ditekan dan dijaga agar tidak menimbulkan Flare. Pengobatan untuk menangani penyakit autoimun tergantung pada jenis penyakit yang diderita, gejala yang dirasakan, dan tingkat keparahannya. Untuk mengatasi nyeri, penderita bisa mengonsumsi aspririn atau ibuprofen.
Pasien juga bisa menjalani terapi hormon jika mnederitya penyakit autoimun menghambat produksi hormon dalam tubuh.Misalnya, untuk penderita diabetes tipe-1 dibutuhkan suntikan insulin untuk mengatur kadar gula darah, atau bagi penderita tiroiditis diberikan hormon tiroid.
Beberapa obat penekan sistem kekebalan tubuh, seperti kortikosteroid digunakan untuk membantu menghambat perkembangan penyakit dan memelihara fungsi organ tubuh. Obat jenis anti-TNF, seperti infliximab dapat mencegah peradangan yang diakibatkan penyakit autoimun rheumatoid Arthritis dan psoriasis.
Ada beberapa hal yang bisa dilakukan seseorang yang sehat sebagai pencegahan agar tidak terserang penyakit ini dan bagi penderita Autoimun agar tidak menimbulkan masalah kesehatan yang lebih kompleks lagi, diantaranya :
- Jangan melakukan pengobatan sesuai kemauan sendiri. Bagi Penderita autoimun haruslah berobat secara teratur ke dokter yang memang terbiasa menangani penyakit autoimun.
- Menghindari makanan yang ditambahkan bumbu instan.Sebab, pencetus autoimun adalah berbagai zat kimia, karena itu hindarilah penggunaan zat kimia dalam makanan.
- Tidak terbujuk rayuan iklan seperti suplemen atau pengobatan herbal yang bisa menyembuhkan. Faktanya, setelah berhenti mengonsumsi beberapa obat atau suplemen tertentu penyakit autoimun ini muncul kembali.
- Minum teh. Teh hijau dan teh hitam memiliki beberapa senyawa yang bermanfaat seperti flavonoid, katekin dan theaflavin yang baik untuk mencegah dan mengurangi efek autoimun.
- Perbanyak konsumsi buah-buahan dan sayuran, keduanya kaya akan manfaat dan serat yang dapat membantu mencegah dan mengurangi efek penyakit ini. Misalnya kandungan quercetin yang bisa didapatkan dari konsumsi apel, buah beri, anggur merah dan bawang merah. Unsur ini dapat membantu mengurangi reaksi alergi dan pembengkakan.
- Perbanyak konsumsi makanan yang mengandung omega 3, melalui konsumsi buncis, ikan salmon, sarden,teri,kacangn-kacangan, flax/lenan dan kedelai. Omega-3 merupakan asam lemak essensial yang melawan pembentukan senyawa kimia yang menghasilkan peradangan.
- Jahe, akar yang sangat bermanfaat dan obat alami mencegah autoimun. Direkomendasikan untuk penderita rheumatoid arthritis.Hal ini dikarenakan jahe dapat membantu mengurangi pembengkakan karena menghambat prostaglandin, menurunkan sitokin dan memproduksi kemokin. Anda bisa menambahkannya ke dalam makanan atau minuman.
- Tidak mudah stress dan berusahalah untuk ikhlas, berdamai dengan autoimun. Sebab stress bukan tidak mungkin sistem tubuh akan menjadi lebih buruk.
- Terakhir dengan memiliki jiwa dan raga yang selalu sehat, misalnya dengan membiasakan olahraga teratur. "Jangan banyak berpikir, percaya bahwa penyakit bisa dikontrol pengobatan modern dan bisa dicover asuransi kesehatan"
Itulah beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mencegah autoimun semakin menjadi. Sayangilah diri sendiri, karena sehat mahal harganya.Ingatlah prinsip "Lebih baik mencegah daripada mengobati". Right ?
Semoga bermanfaat.Disarankan untuk Anda :
Cara Mengobati Fistula Ani tanpa Operasi
Cara Mudah Tuntaskan penyakit Hepatitis Secara Alami dan 100% Herbal
Posted : Kenali Penyebab Autoimun, Dampak dan Pencegahannya
0 komentar:
Posting Komentar